Sabtu, 13 Maret 2010

all


Kebersamaan meningkatkan kualitas USU


Ditengah dinamika yang terjadi sangat memungkinkan terjadinya berbagai perubahan dalam dunia pendidikan tinggi. Apa yang perlu dilakukan adalah menempatkan nilai stakeholders sebagai ukuran keberhasilan (mahasiswa, wali mahasiswa, pemakai lulusan, dan masyarakat).

Untuk itu perlu tata kelola yang transparan dan akuntabel yang memiliki konsekuensi pada manajemen internal dalam setiap proses bisnis. Isu tersebut dapat diwujudkan melalui tata kelola perguruan tinggi yang mengarah kepada Good University Governance (GUG). Satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian utama untuk terwu-judnya berbagai cita-cita USU ke depan adalah dengan menyatukan berbagai potensi bersama.

Seluruh potensi ini dirangkul untuk menciptakan sinergitas yang ideal untuk menciptakan kebersamaan dalam meningkatkan kualitas USU ke depan. Baik antar fakultas maupun di internal fakultas harus tercipta suasana komunikasi yang saling mendukung. Merupakan hal yang urgent saya kira untuk menjadikan seluruh elemen di USU sebagai tim yang solid.

Semua bergerak ke arah yang sama, memahami prestasi dan kinerja sebagai suatu hal yang mesti dihargai. Penghargaan terhadap prestasi dan kinerja ini, dalam pemahaman bersama, mesti menjadi standar ukuran bagi peningkatan jenjangkarir.Dengan demikian, siapapun, tidak memandang dari fakultas atau bidang ilmu dan bidang kerja apa dia, bisa maju dan berkembang bila punya prestasi dan menunjukkan kinerja yang efektif, efisien dan substantif.

Potensi besar berbagai elemen USU yang ”berserak” sudah saatnya berkumpul kembali membangun kekuatan besar perguruan tinggi, demi cita-cita bersama membesarkan USU. Jika ini bisa diwujudkan, saya optimis jalan lebar akan terbentang bagi USU untuk menjadi universitas kelas dunia.

Good University Governance
Untuk menjadi universitas yang kuat, USU harus menerapkan Good University Governance (GUG). Prinsip-prinsip GUG ini mesti dilakukan seluruh stakeholders USU agar posisi USU menjadi kuat baik di tingkat nasional maupun internasional. USU memiliki peluang yang besar untuk menjadi universitas yang kuat baik secara nasional maupun internasional.

Konsep tata kelola universitas yang baik, formulasi yang telah disiapkannya ini diyakini akan membawa USU menjadi universitas yang jauh lebih baik ke depan. Karena bagaimanapun, sebuah universitas itu harus dikelola dengan baik. Setidaknya ada empat prinsip pokok tata kelola universitas yang baik (GUG) itu, yakni fairness (keadilan, keseimbangan), transparansi, tanggung jawab, dan yang keempat adalah kuntabilitas.

Berdasarkan penelitian, universitas kelas dunia yang ada seluruhnya ternyata menerapkan prinsip GUG ini. Maka jika keempat prinsip itu digabungkan diterapkan dan berjalan baik, maka USU akan menjadi universitas terpandang di tingkat nasional maupun tingkat internasional.

Dalam konsep ini, USU ke depan akan diisi orang-orang visioner,memiliki konsep jauh ke depan serta pekerja keras. Mereka adalah orang-orang yang bisa menerapkan ilmu-nya di lapangan yang tidak saja terserap lapangan kerja namun juga mampu menciptakan lapangan kerja.

PT kelas dunia
Unutk menjadi Perguruan Tinggi kelas dunia, tentunya USU harus menig-katkan kualitasnya. Pertanyaannya adalah, kualitas dalam hal apa? Tentunya kualitas dalam Tri Dharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, kita juga perlu mening-katkan kualitas sarana-prasarana, pengelolaan dan pendanaan serta kualitas para pelakunya, yakni para dosen dan tenaga pendukung, yang berdampak pada kualitas lulusannya.

Oleh sebab itu USU harus berupaya keras meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk mencapai perguruan tinggi kelas dunia, katakanlah menjadi salah satu dari 50 perguruan tinggi terbaik di dunia, kita tentunya perlu mempelajari karakteristik unggul dari sejumlah perguruan tinggi kelas dunia.

Itulah yang dilakukan China pada tahun 1990-an. (Menurut The Times Hinger Education Supplement 2006, Universitas BeijingdanUniversitas Tsing-huatermasuk dalam 50 perguruan tinggi terbaik). Dalam bukunya ”Education for 1.3 Billion”, Li Lanqing eks Vice Premier China 1993-2003, menjelaskan bagaimana konsep universitas kelas dunia.

Menurut-nya, universitas kelas dunia harus mempunyai reputasi akademik yang mapan dan sumber daya akademik yang kaya. Sebuah universitas kelas dunia lahir dengan pengembangan diri dan upaya tanpa pamrih memenuhi standar universal.

Menurut Li L anqing, ada 8 karakteristik perguruan tinggi kelas dunia. Pertama kualitas dosennya, terlebih pemimpinnya. Universitas kelas dunia mempunyai tim dosen dan pakar ternama, kebanyakan di antara mereka diakui dunia sebagai otoritas akademik. Di Harvard University, misalnya, terdapat 30-an peme-nang Nobel.

Kedua berkaitan kemampuan perguruan tinggi merekrut dan mendidik banyak orang terkenal, sebagian di antara mereka menjadi orang yang berhasil dalam karirnya, mengharumkan almamaternya. Perguruan tinggi kelas dunia pada umumnya telah mengadopsi pembelajaran yang menjunjung tinggi kebebasan akademik dan mendorong inovasi teoritis.

Pembelajarannya lebih banyak menggunakan metode diskusi dan seminar, bukannya mencatat dan meng-hafal. Etos kerjasama dan saling belajar juga merupakan karakteristik ketiga dari perguruan tinggi kelas dunia. Keempat berkaitan program studi andalannya.

Sekalipun terdapat perbedaan dalam keluasan cakupan bidang studinya, perguruan tinggi kelas dunia umumnya menawarkan program studi andalan dalam spektrum yang lengkap. Oxford University, terkenal dalam bidang fisika, kimia, matematika, biologi, dan ekonominya; MIT dalam bidang fisika, komputer, penerbangan dan angkasa luar.

Kebanyakan perguruan tinggi kelas dunia lebih berkonsentrasi pada program pascasarjana, khususnya program doktor. Jumlah mahasiswanya mencapai setengah jumlah total mahasiswa. Di Harvard, jumlah mahasiswa pascasarjana 1,66 kali jumlah mahasiswa program sarjana. Ini karakteristik kelima perguruan tinggi kelas dunia. Perguruan tinggi kelas dunia merupakan sumber gagasan, teori, dan teknologi baru yang memancar tiada henti.

Kebanyakan perguruan tinggi kelas dunia juga memiliki warisan budaya kaya, seperti halnya Oxford University. Kedua hal ini merupakan karakteristik keenam dan ketujuh dari perguruan tinggi kelas dunia. Karakteristik kedelapan berkaitan peran dan kontribusi perguruan tinggi terkait pembangunan sosioekonomi negaradankawasandisekitarnya.Stanford University pada tahun 1951 mempelopori penerapan sains dalam industri dengan mengembangkan suatu zona industri hitech.

di entri by boys

1 komentar: